Jumat, 28 Oktober 2011

kalung anisa


 Ini cerita tentang Anisa, seorang gadis kecil yang
 ceria berusia Lima tahun. Pada suatu sore, Anisa
 menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket.
 Ketika sedang menunggu giliran membayar, Anisa
 melihat > sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih
 berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna
 pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu
 indah, sehingga Anisa sangat ingin memilikinya.
 Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan.
 Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia
 sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang
 sudah disetujui untuk dibeli.

 Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya
 kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung
 itu sangat indah, diberanikannya bertanya.
 "Ibu, bolehkah Anisa memiliki kalung ini ? Ibu boleh
 kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera
 mengambil kotak kalung dari tangan Anisa. Dibaliknya
 tertera harga Rp 15,000.

 Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh
 harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung
 membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak
 konsisten... "Oke ... Anisa, kamu boleh memiliki
 Kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih
 tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari
 kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk
 minggu depan. Setuju ?"
 Anisa mengangguk lega, dan segera berlari riang
 mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih. ..,
 Ibu" Anisa sangat menyukai dan menyayangi kalung
 mutiaranya.. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak
 cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung
 itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika
 tidur.

 Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau
 berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu
 akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau...

 Setiap malam sebelum tidur, ayah Anisa membacakan
 cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika
 selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya
 "Anisa..., Anisa sayang Enggak sama Ayah ?"
 "Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Anisa sayang Ayah!"

 "Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu...
 "Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si
 Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga
"Ya sudahlah sayang,.... ngga apa-apa !". Ayah mencium
 pipi Anisa sebelum keluar dari kamar Anisa. Kira-kira
seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan
cerita, Ayah bertanya lagi, "Anisa..., Anisa sayang
nggak sih, sama Ayah?"
 "Ayah, Ayah tahu bukan kalau Anisa sayang sekali pada
 Ayah?".
 "Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu."
 "Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil
 boneka Barbie ini.."Kata Anisa seraya menyerahkan
 boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain.

 Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk ke
 kamarnya, Anisa sedang duduk di atas tempat tidurnya.
 Ketika didekati, Anisa rupanya sedang menangis
 diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas
 pangkuan. air mata membasahi pipinya..."Ada apa Anisa,
 kenapa Anisa ?"
 Tanpa berucap sepatah pun, Anisa membuka tangan-nya.
 Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya
 " Kalau Ayah mau...ambillah kalung Anisa" Ayah
tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan
 mungil Anisa. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong
 celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan
 sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan
 kalung yang sangat disayangi Anisa..."Anisa. .. ini
 untuk Anisa. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya,
 tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi
 hijau"

 Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli
 untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.

 Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Dia
 meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk
 menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun,
 kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif
 dari Anisa : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap
 amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila
 harus kehilangan. Untuk itulah perlunya sikap ikhlas,
 karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu
 dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang
 lebih baik.

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

1 komentar:

hilman syah hilman syah mengatakan...

betul tuh kita tuh harus ikhlas dan menerima apa adanya

Posting Komentar

ATTENTION !
BLOG INI 100% DOFOLLOW !

 

FalconBoy Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha